Saya perempuan berwarganergara Indonesia yang lahir di DKI Jakarta, saya memiliki banyak gagasan untuk kemajuan Indonesia. Namun, Indonesia itu sangat luas. Saya memutuskan memulai gagasan - gagasan saya dari diri saya sendiri, dari daerah kelahiran saya sendiri.
Saya hanya perempuan berumur 20 tahun yang lahir di daerah Condet, Jakarta Timur, DKI Jakarta. Saya menghabiskan masa balita saya di Condet lalu saya pindah ke Kota Bekasi dan kini saya sudah kembali ke Condet sejak tahun 2009. Condet merupakan rumah untuk saya, Ke dua orang tua saya besar di Condet. Namun, beberapa masa terakhir ini Condet mulai berubah. Membuat saya memiliki banyak gagasan untuk daerah Condet.
Nama Condet berasal dari nama sebuah anak sungai Ciliwung, yaitu Ci Ondet. Ondet, atau ondeh, atau ondeh – ondeh, adalah nama pohon yang nama ilmiahnya Antidesma diandrum Sprg., termasuk familiAntidesmaeae (Fillet, 1888:128), semacam pohon buni, yang buahnya biasa dimakan.
Data tertulis pertama yang menyinggung – nyinggung Condet adalah catatan perjalanan Abraham van Riebeeck, waktu masih menjadi Direktur Jenderal VOC di Batavia (sebelum menjadi Gubernur Jendral). Dalam catatan tersebut, pada tanggal 24 September 1709 Van Riebeck beserta rombongannya berjalan melalui anak sungai Ci Ondet “Over mijin lant Paroeng Combale, Ratudjaja, Depok, Sringsing naar het hooft van de spruijt Tsji Ondet”,..(De Haan 1911: 320).
Keterangan kedua terdapat dalam surat wasiat Pangeran Purbaya dari Banten, yang dibuat sebelum berangkat ke pembuangan di Nagapatman, disahkan oleh Notaris Reguleth tertanggal 25 April 1716. Dalam surat wasiat itu antara lain tertulis, bahwa Pangeran Purbaya menghibahkan beberapa rumah dan sejumlah kerbau di Condet kepada anak – anak dan istrinya yang ditinggalkan (De Haan, 1920:250).
Keterangan ketiga adalah Resolusi pimpinan Kompeni di Batavia tertanggal 8 Juni 1753, yaitu keputusan tentang penjualan tanah di Condet seluas 816 morgen (52.530 ha), seharga 800 ringgit kepada Frederik Willem Freijer. Kemudian kawasan Condet menjadi bagian dari tanah partikelir Tandjoeng Oost, atau Groeneveld (De Haan 1910:51).
Dahulu kala Condet terkenal dengan kebun buah duku dan salak. Namun seiring dengan semakin banyaknya penduduk, kebun-kebun duku dan kebun-kebun salak berubah menjadi pemukiman penduduk.
Pada masa Gubernur Ali Sadikin, Condet juga pernah dijadikan sebagai kawasan cagar budaya masyarakat Betawi. Namun tidak berlanjut, karena seiring dengan semakin banyaknya masyarakat pendatang, proporsi masyarakat Betawi di kawasan ini juga semakin berkurang.
Jl. Raya Condet
Gambar Milik :
http://news.liputan6.com/read/2503859/haji-entong-gendut-pendekar-betawi-dari-condet
Condet Masa Kini
Dengan perkembangan teknologi dan modernnya saat ini Condet mengalami banyak perubahan. Kini makin berkurang anak - anak yang bermain diluar rumah. Hampir semua anak sekarang memiliki Handphone. Akan ada dua dampak yang ditimbulkan dari perkembangan ini yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yang dihasilkan adalah sekarang mereka memiliki pengetahuan yang luas dan mudah untuk mengakses banyak hal ini akan mempermudah proses pembelajaran. Dampak negatifnya adalah moral anak - anak didaerah Condet mulai tergerus dimakan dengan zaman.
Kebanyakan orang tua di Condet yang bekerja dan terkadang mereka terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga kurang memperhatikan detail dari anak - anaknya. Pendidikan yang mereka dapat juga lebih mememntingkan nilai dari pada perilaku. Banyak anak - anak di daerah Condet yang akhirnya mulai menunjukan kenalan - kenakalan remaja. Saya sangat rindu Condet yang dulu, yang sangat berkeluargaan dan penuh tawa canda anak - anak dari setiap sudut Condet.
Gagasan untuk Condet
Saya sudah memulai beberapa gagasan saya dari beberapa bulan yang lalu, ada beberapa gagasan yang saya akan lakukan :
- Mmebuat anak - anak bermain bersama teman sebayanya tanpa ada teknologi di sekitarnya
- Memperbarui acara -acara di hari - hari besar agar terlihat lebih kekinian tanpa kehilangan makna sebenarnya.
- Meningkatkan tingkat pendidikan di daerah Condet
- Mengajak anak - anak yang putus sekolah untuk belajar suatu ke ahlian yang bisa digundakan untuk masa depan
- Meningkatkan rasa saling menolog dengan sesama
- Membangun taman bermain yang pantas untuk anak - anak
- Sosoalisasi pendidikan kepribadian kepada orang tua
- Memperbanyak sekolah kebudayaan dan seni yang gratis
Saya hanya ingin anak - anak yang tinggal di Condet mengenal budaya tempat mereka di besarkan jangan hanya bisa merusak tanpa merawat. Orang tua saya bukanlah penduduk asli Condet namun keluarga kami sangat mencintai condet dan semua budayanya. Jangan sampai para pendatang hanya bisa merusak Condet kita semua.
Pencak Silat salah satu kebudayaan Betawi yang ada di Condet
Gambar milik :
http://www.condetkite.com/index.php/informasi/item/124-festival-condet-2016
" Nyok, kite jage Condet kite bersame"

Tidak ada komentar:
Posting Komentar